Polemik darah nifas masih sangat rawan dialami oleh wanita setelah melahirkan. menurut Fiqh, nifas merupakan darah yang keluar pasca melahirkan dengan batasan minimal satu tetes dan maksimal keluar 60 hari. Namun, darah nifas memiliki berbagai macam kasus, tidak hanya satu tetes atau maksimal 60 hari, tapi memiliki siklus keluar berhenti dan keluar kembali. bagaimana hal itu harus dipahami? berikut uraiannya.
Penulis : Aprilia Zuliaty
Apabila Darah Keluar
Kembali Sebelum Empat Puluh Hari
Apabila
darah itu Kembali keluar sebelum empat puluh hari, maka darah tersebut termasuk
darah nifas. Pada saat itu, ia tidak diperbolehkan mengerjakan sholat maupun
puasa. Setelah darah tersebut berhenti, maka ia boleh melaksanakan mandi dan
tidak perlu mengganti sholat yang telah ditinggalkan, kecuali puasa. Darah
nifas berhenti keluar sebelum empat puluh hari hari dan tidak keluar lagi
setelah itu. Maka sang wanita wajib mandi (bersuci) dan kemudian melakukan
ibadah wajibnya lagi, seperti shalat dan puasa, dll.
Darah
nifas berhenti keluar sebelum empat puluh hari hari, akan tetapi kemudian darah
keluar lagi sebelum hari ke empat puluh Maka, jika darah berhenti ia mandi
(bersuci) untuk shalat dan puasa. Jika darah keluar, ia harus meninggalkan
shalat dan puasa. Akan tetapi, bila berhentinya darah kurang dari sehari, maka
tidak dihukumi suci.
Darah
nifas terus keluar dan baru berhenti setelah hari ke empat puluh. Maka sang
wanita harus mandi (bersuci). Darah terus keluar hingga melebihi waktu empat
puluh hari. Ada beberapa kondisi :
1. Darah nifas berhenti dilanjutkan keluarnya
darah haid (berhentinya darah nifas bertepatan waktu haid), maka wanita tetap
meninggalkan shalat dan puasa. Darah yang keluar setelah empat puluh hari
dihukumi sebagai darah haid. Wanita baru mandi wajib (bersuci) setelah darah
haid tidak keluar lagi.
2. Darah tetap keluar setelah empat puluh
hari dan tidak bertepatan dengan kebiasaan masa haid, ulama berbeda pendapat
mengenai hal ini. Menurut ulama yang berpendapat bahwa lama maksimal nifas
adalah empat puluh hari hari, menilai darah yang keluar setelah empat puluh
hari hari sebagai darah fasadh (penyakit) yang statusnya adalah sebagaimana
istihadhah. Sedangkan menurut ulama yang berpendapat bahwa tidak ada batasan
minimal dan maksimal lama nifas, mereka menilai darah yang keluar setelah empat
puluh hari hari tetap sebagai darah nifas.
Apabila Mengeluarkan Darah
Setelah Bersuci Lima Belas Hari
Apabila
wanita Muslimah melihat darah keluar selama satu hari satu malam, setelah
bersuci pada hari kelima belas (setelah masa nifasnya selesai, ed.), maka yang
keluar itu dianggap sebagai darah haid. Akan tetapi, apabila darah yang keluar
kurang dari satu hari satu malam, maka darah itu dianggap sebagai darah kotor
dan ia boleh mengerjakan shalat atau puasa.
Apabila
ia mengeluarkan darah kembali setelah dua atau tiga hari, maka darah tersebut
termasuk darah nifas. Sedang apabila mengeluarkan darah dan pada keesokan hari
suci, maka mengenai hal ini terdapat beberapa pendapat: Menurut para ulama
Hanafi, keadaan seperti itu dianggap sebagai nifas. Menurut para ulama Hanbali,
keadaan seperti itu dianggap masa suci. Menurut para ulama Asy-Syafi’i, apabila
keluar tepat pada lima belas hari atau lebih, maka ia dianggap suci dari masa
nifas dan apabila sebelum dari lima belas hari, maka masih dianggap sebagai
masa nifas. Sedangkan menurut para ulama Maliki, apabila berhentinya darah itu
berlangsung selama setengah bulan, maka hal itu dianggap sebagai masa suci.
Adapun darah yang keluar sesudahnya merupakan darah haid. Apabila kurang dari
setengah bulan, maka masih termasuk darah nifas. Diperkirakan masa maksimal
nifas itu adalah dijumlahkannya seluruh hari-hari dari keluarnya darah dengan
pemisahan hari-hari berhentinya, sehingga keluarnya darah itu berjumlah enam
puluh hari. Demikian akhir dari masa nifasnya. Pada hari- hari berhentinya
darah, wanita yang menjalani masa nifas ini berkewajiban untuk mengerjakan apa
yang harus dikerjakan oleh wanita yang tengah berada dalam keadaan suci seperti
shalat, puasa dan ibadah-ibadah lainnya.